©

Doc. by Neo Pasopati of .this/PLAY

Seni adalah landasan misi British Council untuk mengembangkan sektor kreatif yang lebih kuat di seluruh dunia yang lebih terhubung satu sama lain.

Di British Council, kami bersemangat menggunakan program seni kami untuk mendukung keragaman, baik itu bahasa, etnis dan agama, gender dan seksualitas, alam dan ekosistem; namun boleh dibilang, disabilitas adalah salah satu prioritas terpenting bagi kami saat ini.

Seni harus mencerminkan keragaman masyarakat majemuk di tempat kita tinggal. Melalui program seni disabilitas, kami bertujuan untuk memperkuat profil internasional negara Inggris sebagai salah satu pemimpin global yang diakui di bidang seni disabilitas dan mengambil bagian dalam membangun ekosistem seni yang lebih inklusif dan beragam di Indonesia.

Lingkup pekerjaan kami:

  • Berbagi keterampilan dan kolaborasi
  • Mempromosikan karya seni oleh seniman disabilitas
  • Mengadvokasi inklusivitas dan aksesibilitas dalam sektor seni arus utama

Kegiatan kami meliputi kunjungan berjejaring, residensi seni, acara publik, penelitian, lokakarya, dan outreach.

Kami bekerja dengan berbagai spektrum pemangku kepentingan, baik di tingkat kebijakan, institusi, maupun individu, dengan menekankan nilai-nilai inklusi dan kesetaraan yang kami junjung tinggi.

British Council mendukung dan secara aktif mempromosikan pendekatan model sosial disabilitas

Projek utama kami:

Maret 2016, cek ombak

British Council Indonesia mulai berkarya di bidang seni disabilitas pada tahun 2016 dengan mengundang Jo Verrent, Creative Producer dari UNLIMITED untuk datang ke Indonesia. Dari kunjungannya, Jo menyadari bahwa terdapat potensi besar bagi Inggris untuk bekerja sama dengan Indonesia melalui pertukaran seniman dan peningkatan kapasitas bagi seniman dan produser penyandang disabilitas. Artikel lengkap Jo bisa dibaca disini.

September 2016, pertukaran praktisi seni pertama

Untuk memulai memulai proses pertukaran praktisi seni, kami mengundang seniman disabilitas Hana Madness dan aktivis muda disabilitas Annisa Rahmania dari Young Voices, serta dua produser tari dari Ballet.id untuk menghadiri festival UNLIMITED di London.

September 2017, kolaborasi artistik pertama antara Inggris dan Indonesia

Sebagai hasil dari kunjungan ke UNLIMITED pada September 2016, Ballet.id memutuskan untuk mempersembahkan program inklusif dalam acara bienial mereka yang meliputi delapan karya tari yang hampir semuanya ditampilkan oleh penari atau koregrafer disabilitas dari seluruh dunia.

Desember 2017, riset

British Council Indonesia menggandeng Pusat Studi dan Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (PSLD-UB) untuk memetakan praktik kesenian dan disabilitas di Indonesia.

Oktober 2018, Festival Bebas Batas

Festival Bebas Batas adalah festival pertama di Indonesia yang merayakan karya seni luar biasa oleh para seniman disabilitas. Bertempat di Galeri Nasional di Jakarta, festival tersebut dirancang untuk melengkapi Asian Para Games yang diselenggarakan di Jakarta pada bulan yang sama. Festival ini merupakan gagasan dari sekelompok seniman, kurator dan aktivis, termasuk seniman Hana Madness, yang mengunjungi Unlimited Festival di London pada tahun 2016 dan terinspirasi untuk membuat festival dengan semangat yang sama di Indonesia.

Desember 2019, Residensi Pembelajaran Seni Disabilitas di Inggris

Bekerja sama dengan DaDaFest, British Council menawarkan sebuah program learning residency selama 10 hari di Inggris untuk praktisi kesenian disabilitas asal Indonesia.

Baca cerita lengkapnya di sini.

September 2020, Indonesia Distanced Stories

Lokakarya pembuatan film dokumenter yang inklusif dan disampaikan sepenunya secara digital, bekerja sama dengan Scottish Documentary Institute dan In-Docs.

June 2021, Writing for Inclusion

Lokakarya jurnalisme inklusif yang disampaikan sepenuhnya secara digital bagi para jurnalis/penulis aktif dan pemula. Bekerja sama dengan Disability Arts Online (DAO), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan KamiBijak.