Salah satu prioritas program kesenian British Council adalah kesenian disabilitas: menghubungkan suara-suara yang tidak terdengar untuk menggeser persepsi agar tercipta inklusi sosial melalui kegiatan seni.
British Council mengawali program kesenian disabilitas di Indonesia pada tahun 2016, dengan pertukaran pelaku seni disabilitas dari Inggris dan Indonesia. Sejak itu, kami menampilkan beberapa karya seni dalam festival kami, meliputi: karya digital virtual reality, film, dan tari.
Kami menggandeng Pusat Studi dan Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (PSLD-UB) untuk memetakan praktik kesenian dan disabilitas di Indonesia.
Hasil pemetaan ini melaporkan berbagai penemuan dalam ranah kesenian dan disabilitas di Indonesia dan mengidentifikasi penyebab utama rendahnya pastisipasi penyandang disabilitas dalam sektor kesenian.
Unduh laporannya melalui tautan di bawah.