By Ibrahim Arimurti Rashad, Editor dan Penerjemah, berdasarkan materi dari Kitapoleng

29 July 2025 - 17:30

Sebuah foto Arif “Onelegz” sedang menari.
Deskripsi gambar: Sebuah foto Arif “Onelegz” sedang menari.

Proyek film tari inklusif Convergence Of Grace: Uniting Worlds Through Dance menampilkan kolaborasi antara penari Inggris Kadafi Mulula dan penari Indonesia Arif 'Onelegz.” 

Menginspirasi dan menyatukan dua benua dan budaya melalui bahasa universal tari, Convergence Of Grace: Uniting Worlds Through Dance adalah proyek film tari inklusif yang menampilkan kolaborasi antara penari Inggris Kadafi Mulula dan penari Indonesia Arif “Onelegz.” 

Proyek ini diproduksi oleh Kitapoleng, sebuah perusahaan tari dan film yang berbasis di Bali yang terdiri dari penari tuli dan pembuat film, dan didukung oleh We Are Epic, sebuah organisasi seni inklusif yang mendukung kolaborasi internasional bagi seniman yang kurang mendapat representasi, dan Kadafi adalah salah satu Associate Dance Artist-nya. 

Proyek ini didukung oleh British Council, yang memungkinkan Kadafi pergi ke Bali untuk menjalani residensi selama 10 hari. Semua pihak tinggal di Bali untuk merancang dan merekam tarian di lokasi selama residensi. 

Ekspresi Seni yang Inklusif

Ide film ini muncul karena adanya keinginan untuk menciptakan karya seni yang inklusif dan transformatif. Sebagai sebuah wadah, Kitapoleng konsisten menciptakan karya atau mengadakan proyek yang melibatkan seniman penyandang disabilitas. Menariknya, inisiatif ini hadir meskipun Kitapoleng awalynya dibentuk semata-mata untuk memproduksi pertunjukan tari. Kitapoleng pun telah berkolaborasi dengan Arif “Onelegz”, salah satunya di Festival Bebas Batas, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, di 2018.

Sebagai seorang penari, Arif “Onelegz” dikenal memiliki gerakan ekspresif serta menunjukkan semangat yang tangguh. Karya-karyanya melampaui bentuk-bentuk pertunjukan dan ekspektasi umum, serta mendefinisikan ulang artinya menjadi seorang penari. Sedangkan Kadafi, selaku kolaborator, merupakan seorang penari berpengalaman dan ulet yang telah berpengalaman menjalani proyek-proyek lintas budaya. Berkat keahlian masing-masing yang saling melengkapi, kolaborasi keduanya tampak alamiah, disertai dengan rasa menghormati serta visi untuk menciptakan karya seni yang inklusif. 

Residensi Mempelajari Kebersamaan

Setelah mengetahui bahwa British Council mendanai proyek ini melalui program Connections Through Culture, proses kreatif pun dimulai melalui pertemuan-pertemuan virtual. Arif dan Kadafi sama-sama mengeksplorasi ide, bertukar cerita, serta berbagi kecintaan terhadap tari, untuk kemudian menetapkan nada filmnya. Dalam prosesnya, kolaborasi yang berjarak dua benua ini membutuhkan kesabaran, keluwesan dan keterbukaan terhadap latar belakang masing-masing.

Kadafi pun hadir dalam waktu yang tepat. Ketika mendapat kabar bahwa British Council mendanai proyek ini, Kadafi baru saja menyelesaikan kerja praktik dua tahun di Company Chameleon dan akan pindah ke peran baru sebagai Company Dancer. 

Lalu, ketika menjalani residensi dan terlibat dalam proses pembuatan film, Kadafi pun merasa seperti bagian dari sebuah keluarga dan merasakan keterlibatan yang nyata meskipun ia menjadi satu-satunya seniman dari Inggris dalam proyek ini. 

Kadafi pun berkesempatan untuk menyelami budaya Bali, mengingat pulau ini memiliki tradisi seni tari yang khas. Kadafi mencatat, “Menari di sawah adalah bagian favorit, amat favorit, dari film itu. Menari di sawah adalah salah satu impian saya. Saya benar-benar … Saya benar-benar menyukai suasana itu, napasnya, alamnya, benar-benar merasakannya di tubuh dan jiwa saya, dan juga rasa terhubung dengan tanah.”

Penari tuli dari Kitapoleng berpose dengan kostum putih.
Deskripsi gambar: Penari tuli dari Kitapoleng berpose dengan kostum putih.
Sebuah foto Kadafi sedang menari.
Deskripsi gambar: Sebuah foto Kadafi sedang menari.

Pertemuan Dua Budaya

Tarian dalam film ini mempertemukan dua identitas budaya. Pada tahap awal produksi, Arif berlatar belakang Indonesia dengan lanskap naturalnya, sedangkan Kadafi datang dari Inggris dengan suasana kota. Dua latar yang berbeda ini memunculkan kontras, sekaligus memperkaya aspek visual film dan memperlihatkan dialog antar tarian meski berjarak. Proyek ini kemudian berupaya menginovasi caranya menggabungkan dua adegan yang berbeda menjadi sebuah karya tari yang kohesif. 

Film ini pun memiliki unsur dokumenter, di mana penonton bisa menyimak cerita pribadi Arif dan Kadafi sebelum memasuki adegan tarian kolaboratif.

Alhasil, film ini mampu memperlihatkan perpaduan yang mulus antara seni tari, musik, dan narasi visual, di mana setiap gerakan dan adegan menyiarkan pesan utama proyek ini, yaitu kekuatan seni untuk melampaui batas-batas fisik dan budaya.

Peran Seniman Disabilitas bagi Inklusivitas Seni

Penayangan perdana Convergence of Grace meraih respons yang sangat positif. Film ini mampu menyentuh penonton melalui emosi yang jujur, serta penggambaran yang autentik mengenai inklusivitas. Film ini telah ditayangkan di berbagai festival tari dan memantik percakapan mendalam mengenai peran seniman disabilitas dalam komunitas tari global. Bagi Arif dan Kadafi, proyek ini menjadi awal dari kemitraan yang lebih dalam dan panjang untuk terus mengeksplorasi potensi tak terbatas dalam kegiatan seni. 

Kesuksesan produksi dan penayangan Convergence of Grace telah memperlihatkan peran penting kolaborasi artistik yang merayakan keberagaman dan inklusivitas. Seni tari memiliki bahasa dan daya tarik universal, yang tak hanya mampu mempertemukan seniman lintas negara dan budaya, tapi juga memperkuat kisah pribadi tiap seniman yang terlibat sebagaimana hal ini muncul dalam kolaborasi Arif dan Kadafi. 

Peluang mendistribusikan film ini pun masih luas. We Are Epic dan Kitapoleng berencana mengadakan penayangan film dan lokakarya di Indonesia dan Inggris, serta melibatkan peserta lokal dan memfasilitasi diskusi tentang inklusivitas dalam seni. We Are Epic dan Kitapoleng pun berencana mendaftarkan film ini ke festival film dan tari internasional demi memperluas jangkauan dan dampaknya.

Kolaborasi Internasional sebagai Pertukaran Pengetahuan

Visi jangka panjang We Are Epic dan Kitapoleng adalah terwujudnya kolaborasi internasional yang berkelanjutan, yang memungkinkan seniman seperti Arif dan Kadafi untuk terus melanjutkan dialog kreatif mereka, menginspirasi bakat-bakat baru, serta menjelajahi bentuk-bentuk inovatif.

Kolaborasi internasional berkelanjutan dapat menjadi pemantik untuk proyek-proyek seni yang lebih inklusif, serta menciptakan karya yang mempromosikan empati, pemahaman antarbudaya, terkhususnya melalui seni tari atau pertunjukan pada umumnya. 

Convergence of Grace bukan sekadar film tari, tapi juga perayaan semangat manusia, penghormatan terhadap keindahan perbedaan, dan pengingat akan hal-hal luar biasa yang dapat tercipta ketika seniman berkolaborasi secara terbuka dengan tujuan yang serupa.