By Shakia Stewart, Digital Content Manager

16 November 2016 - 11:11

James Cousins dan peserta lokakarya di Jakarta.
James Cousins dan peserta lokakarya di Jakarta.

Minggu kedua Festival UK/ID dibuka dengan penampilan tari skala internasional, Rosalind, sebuah interpretasi ulang dari karya popular Shakespeare ‘As You Like It’, yang dipersembahkan oleh James Cousins Company dengan penari dari Korea Selatan dan Jepang. 

Selain pertunjukan di Jakarta dan Solo, James Cousins juga mengadakan dua lokakarya di Jakarta yang difasilitasi oleh British Council dan organisasi nirlaba Ballet ID yang didirikan pada tahun 2014 dengan tujuan menciptakan lingkungan yang mendukung dan positif untuk penari balet muda di Indonesia.

Kami berbincang dengan Mariska dan Tabita dari Ballet ID mengenai Rosalind dan tentang lokakarya yang mereka adakan di Jakarta.

Bagaimana menurutmu pertunjukan Rosalind di Jakarta dan bagaimana reaksi dari penonton yang datang?

Mariska: Saya rasa penonton yang datang benar-benar menikmati pertunjukkannya. Mulai dari pencahayaan, pengaturan panggung yang sangat sederhana – hanya ada kubus putih kosong di tengah-tengah panggung, dan musik yang orisinil dan dibuat khusus untuk karya ini....benar-benar luar biasa. 

Tabita: Sebenarnya banyak juga yang kaget dan tidak mengira bahwa karya Shakespeare bisa diinterpretasi ulang menjadi tarian seperti ini. Jujur saja, Shakespeare tidak terlalu popular di Indonesia. Bahkan, banyak yang tidak tahu apalagi membaca ‘As You Like It’ ! Melihat sesuatu yang sangat klasik seperti Shakespeare disajikan dalam balutan tari kontemporer seperti ini sangat menyegarkan. Rosalind sampai diberikan liputan khusus di salah satu Koran terbesar di Indonesia. 

Setelah pertunjukan, kalian turut membantu mengadakan lokakarya di Jakarta bersama James Cousins. Bisa menceritakan lebih lanjut tentang ini?

Mariska: Kami mengadakan dua lokakarya terbuka di Jakarta, ada total 45 peserta. Setiap lokakarya diadakan selama dua setengah jam dan dipandu langsung oleh James Cousins. Belum terlalu banyak kelas tari kontemporer di Jakarta, jadi ini kesempatan yang sangat baik. Lokakarya ini sangat popular, peserta langsung terisi penuh dalam dua hari waktu pendaftaran. 

Saya sangat terkejut melihat cara James mengajar di kelas. Saya pribadi sudah sering ikut lokakarya tari kontemporer dan kebanyakan sangat abstrak dengan banyak improvisasi di sana sini. Tapi, James benar-benar menekankan pada teknik. Sangat bagus. Setiap peserta juga belajar sebagian kecil dari koreografi di Rosalind.

 

Saya sempat tanya ke James setelah lokakarya, ‘Apa pendapatmu tentang penari-penari Indonesia?’, dan dia bilang,’ Mereka benar-benar pekerja keras’. Dan saya rasa ini karena tidak banyak kesempatan untuk belajar seperti ini, apalagi untuk tari kontemporer, jadi mereka benar-benar antusias. Mereka haus ilmu dari tempat lain. 

Foto-foto lokakarya dari Instagram peserta

Para penari melakukan gladiresik untuk penampilan internasional pertama dari Rosalind yang diadakan di Jakarta.
Para penari melakukan gladiresik untuk penampilan internasional pertama dari Rosalind yang diadakan di Jakarta.

Apa rencana Ballet ID selanjutnya?

Mariska: Baru baru ini saya pergi ke Glasgow sebagai peserta dari Festival Unlimited. Saya sangat tertarik untuk membawa penari yang menyandang disabilitas untuk tampil di Indonesia tahun depan. Ini cara yang bagus untuk meningkatkan kesadaran tentang seniman penyandang disabilitas dan seni disabilitas sendiri. Hal ini akan menjadi sesuatu yang sangat baru. Penyandang disabilitas di Indonesia tidak terlalu memiliki kesempatan untuk mengekspresikan dirinya di sini. Jalan masih panjang ke depan, tapi saya tetap optimis. 

Dalam program UK/Indonesia 2016-18, kami benar-benar memastikan inklusivitas agar setiap seniman maupun penonton yang menyandang disabilitas tetap bisa berpartisipasi dalam acara kami. Cek di sini untuk mencari tahu lebih dalam mengenai tema dan prioritas dari program UK/Indonesia 2016-18.