Selamat kepada para pemenang Future Leaders Connect 2017!
Empat dari sembilan finalis terpilih untuk mewakili Indonesia di acara puncak Future Leaders Connect di UK.
Berikut adalah profil mereka (dari kiri ke kanan):
Selamat kepada para pemenang Future Leaders Connect 2017!
Empat dari sembilan finalis terpilih untuk mewakili Indonesia di acara puncak Future Leaders Connect di UK.
Berikut adalah profil mereka (dari kiri ke kanan):
Ayu bermimpi untuk dapat melihat dunia yang lebih damai. Tiga kata kunci dirinya adalah empati, toleransi, dan solidaritas. Ayu memegang gelar MBA dari the Fuqua School of Business, Duke University, yang didapatkannya atas dukungan beasiswa Fulbright dan Keller Scholarship. Setelah lulus, Ayu bekerja selama lima tahun di Procter & Gamble, menjadi guru SD di pulau terpencil (Indonesia Mengajar), dan dilanjutkan dengan bekerja di Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan pengendalian (UKP4). Ayu juga bekerja sebagai konsultan di McKinsey & Company serta menjabat sebagai kepala pengembangan kota di kantor gubernur DKI Jakarta.
Di tahun 2012 Ayu turut mendirikan SabangMerauke, sebuah organisasi non-profit yang menjalankan program pertukaran pelajar dalam negeri. Di sini anak-anak sekolah tingkat SMP tinggal bersama keluarga angkat yang memiliki latar belakang etnis dan/atau bagama yang berbeda. Ketika para pelajar tersebut kembali ke daerahnya; mereka berperan sebagai duta perdamaian di lingkungannya. Berkat perannya, Ayu terpilih sebagai satu dari sepuluh perempuan inspiratif di Wardah 10 Inspirational Women in Education 2017. Selain itu, SabangMerauke juga telah mendapatkan beberapa penghargaan dan cukup sering tampil di media nasional dan internasional.
Saat ini Ayu bekerja sebagai Managing Director di Yayasan Indika, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada isu-isu keberagaman dan nasionalisme. Ayu tinggal di Jakarta dan di waktu luangnya ia menikmati menyelam, travel, membaca buku, memainkan biola, piano, dan gitar. Belakangan ini Ayu sedang menekuni Krav Maga, yoga, dan improv.
Saat ini Dina tinggal di Jakarta dan memegang gelar Master di bidang Corruption and Governance dari University of Sussex. Dina bekerja di Westminster Foundation for Democracy (WFD) Indonesia sebagai koordinator program. Dina bertanggung jawab untuk mengelola dua program, yaitu program penguatan parlemen dan program hak asasi manusia. Sebelumnya Dina bekerja di sejumlah organisasi mulai dari kantor hukum, kantor multinasional, dan organisasi non pemerintahan.
Dina bercita-cita untuk bisa menciptakan perubahan sehingga pendidikan bisa diakses lebih mudah oleh generasi muda dimanapun mereka berada. Ini karena akses terhadap pendidikan merupakan hak setiap anak di dunia terlepas dari kewarganegaraan, gender, etnis, ataupun latar belakang lainnya. Namun sayang, tak semua anak bisa memperoleh hak mereka terhadap pendidikan baik mereka yang tinggal di negara maju ataupun berkembang seperti Indonesia.
Untuk merealisasikan cita-citanya, Dina memulai sebuah inisiatif yang dinamakan "iBeasiswa" yang bertujuan untuk membantu generasi muda mendapatkan beasiswa. Dina bekerjasama dengan timnya untuk mengembangkan sistem, kurikulum, dan proses rekruitmen untuk calon penerima beasiswa dan mentornya. Selain itu, Dina bersama timnya juga mengembangkan platform online untuk menjangkau lebih banyak penerima manfaat. Sampai dengan Februari 2017, Dina dan timnya telah mendidik secara intens lebih dari 20 orang anak muda dalam upaya mereka untuk mendapatkan beasiswa.
Termotivasi dari gairahnya untuk melakukan perubahan sosial, khususnya untuk wanita, Felippa memutuskan berkarir di bidang pembuatan kebijakan dan aktivisme. Selama kuliah di Fakultas Sosiologi UC Berkeley, Felippa ikut dalam program 'White House Initiative on Asian Americans and Pacific Islanders' di Washington. Selain itu dia juga ikut dalam Komisi Nasional untuk UNESCO di Jakarta. Tak lama setelah lulus S1 (high-distinction) di tahun 2015, Felippa bergabung di departemen pusat penelitian kebijakan, Centre for the Study of Child Care Employment (CSCCE).
Di tahun 2017, Felippa membawa pengalaman internasionalnya ke Indonesia dan terlibat langsung dalam peningkatan kapasitas dan pemberdayaan wanita dan kaum muda dengan bekerja sebagai Programme Associate di Women and Youth Development Institute of Indonesia (WYDII) Surabaya. Di sana Felippa berhasil mengembangkan dan menjalankan program pelatihan untuk ratusan wanita di seluruh Indonesia, termasuk calon legislatif dan para aktivis. Dari pelatihan ini mereka diharapkan bisa lebih meningkatkan peranannya dalam dunia politik sekaligus meningkatkan kemampuan memimpinnya.
Cita-cita Felippa untuk perubahan adalah dengan merealisasikan UN Sustainable Development Goals, khususnya di bidang kesetaraan gender melalui kekuatan masyarakat dan komunitas.
Gandrie adalah seorang perencana transportasi dengan pengalaman yang luas di bidang perencanaan transportasi dan pengembangan bus transit cepat. Gandrie memegang gelar Teknik Sipil dari ITB dan Transport Planning dari Leeds University.
Gandrie sekarang ini berkerja di Jakarta untuk ITDP Indonesia sebagai transport associate. Dia juga bekerjasama dengan Transjakarta untuk memberikan bantuan teknis dalam perencanaan BRT dan analisa perbaikan rute, desain halte dan akses pejalan kaki. Bantuan teknis yang diberikan telah meningkatkan jumlah penumpang harian sebesar 30% di tahun 2016.
Sekarang ini peranan Gandrie juga difokuskan pada transportasi tanpa mesin untuk menghadirkan jaringan jalur pejalan kaki dan sepeda yang berkesinambungan. Untuk ini, Gandrie bekerjasama dengan pihak pemerintahan dalam pengawasan desain dan implementasinya.
Gandrie meyakini bahwa kota dibangun untuk manusia, dan oleh karenanya, setiap pembangunan kota harus menempatkan manusia sebagai pusatnya. Keyakinan ini membawa Gandrie untuk bisa mewujudkan kota yang ringkas, mudah diakses oleh pejalan kaki, dan menggunakan model mixed-use development dan memiliki layanan transportasi yang memadai. Untuk itu, dia terus mendorong kota-kota di Indonesia untuk menerapkan rencana jangka panjang yang tepat guna untuk menciptakan mobilitas yang efisien.