Nottingham Contemporary mempersembahkan pameran tunggal Julian Abraham ‘Togar’, REꓘONCILIATION, yang mengundang pengunjung untuk turut berkarya dan berpartisipasi.
Mendatangi pameran seni umumnya terasa statis dan kaku. Banyak aturan seperti pelarangan menyentuh karya, atau menjaga jarak darinya, yang membuat pengunjung kurang leluasa menikmati seni dengan ringan hati. Menjawab tantangan ini, Nottingham Contemporary menghadirkan pameran tunggal Julian Abraham ‘Togar’, REꓘONCILIATION, pada 25 Mei–8 September 2024, yang membuat pengalaman seni menjadi menyenangkan.
Pameran ini berpusat pada proyek berkelanjutan Togar bernama OK Studio, sebuah paduan bunyi yang mengandung instrumen dan sesi jamming perkusi langsung, dan mengundang pengunjung untuk turut berkarya dengan mendengarkan dan berpartisipasi secara aktif.
Karya seperti OK Studio menemukan tempat yang pas di Nottingham Contemporary. Sejak diresmikan pada 2009, galeri ini dikenal karena pameran yang inovatif dalam sebuah bangunan galeri yang ikonik dan terpuji. Nottingham Contemporary kerap mengadakan pameran seni internasional yang memantik diskusi penting tentang budaya dan masyarakat, dan seperti kerja samanya dengan Togar, mendukung seniman di berbagai tahap karir, mulai dari presentasi tunggal perdana di Inggris, hingga pameran survei tokoh-tokoh terkenal di taraf internasional.
REꓘONCILIATION pun menjadi pameran perdana Julian Abraham ‘Togar’ di musim panas Inggris. Bagi yang belum mengetahuinya, Togar adalah seorang seniman multidisiplin Indonesia yang banyak menggunakan musik dan bentang bunyi dalam karyanya. Proyek berjalannya yang menjadi landasan bagi REꓘONCILIATION, OK Studio, menghadirkan ruang fisik untuk mencipta musik dan aktivasi, sekaligus ruang teoretis yang menguji ulang fungsi seni dan kaitannya dengan publik.
Residensi sebagai Ruang Pertemuan dan Kolaborasi
Togar terlebih dahulu menjalani residensi selama sebulan di Nottingham untuk menjelajahi dan melibatkan diri dengan komunitas yang beragam, iklim kebudayaan, serta menemui sejumlah mitra Nottingham Contemporary, seperti Robin Hood Youth Orchestra (RHYO), yang 60 musisi mudanya berusia 15-19 tahun dan berasal dari berbagai sekolah di Nottingham untuk berlatih di ruang pertunjukan setiap Sabtu pagi.
Para musisi muda ini juga berpartisipasi dalam dua sesi latihan dan tiga sesi jamming bersama Togar, yang kemudian dikembangkan untuk menciptakan karya baru bersama. Proses ini difilmkan dan menjadi komponen karya seni yang ditayangkan sebagai bagian dari pameran Togar.
Enam musisi muda pun tampil bersama Togar dalam peresmian pameran dan malam pembukaan, dan mereka terus kembali bersama kerabat-kerabatnya untuk terlibat dan mengaktivasi ruang pameran melalui improvisasi dengan instrumen sepanjang pameran berlangsung.
Pameran sebagai Ruang Bersama
Dalam pamerannya, Togar menciptakan lingkungan partisipatif yang berpusat pada paduan bunyi berisikan instrumen otomatis, synthesizer yang ditata ulang, keyboard, gendang laut, dan intervensi perkusi secara langsung dengan tujuan menawarkan kesempatan kepada pengunjungnya untuk berkolaborasi, bereksperimen, bereksplorasi, berimajinasi, dan berproduksi.
Ada pula sesi Feedback Loop sepanjang durasi pameran. Sesi ini membicarakan dan merepresentasikan sebuah sistem aksi dan reaksi, kesan akan waktu, serta metode pengetahuan yang generatif dan bersiklus. Beranjak dari upaya Togar dalam pameran ini, disertai pertanyaan mengenai “What kind of hosts are we?” (Tuan rumah seperti apakah kita?), Feedback Loop berupaya mendobrak hubungan biner dalam sebuah pameran dengan mengubah suasana pameran menjadi sebuah sirkuit bunyi dan pertukaran.
Sesi ini mengundang banyak seniman termasuk pembacaan dub poetry bersama Brother Portrait, Mampir Session: Capoeira bersama The Godmother of Hip-Hop dan Mac Collins & Premier League Dominoes, hingga sesi dengar bersama Paul Stan Nataraj dan Masimba Hwati. Sesi ini mendapatkan respons yang positif.