By Ibrahim Arimurti Rashad, Editor dan Penerjemah, berdasarkan tulisan dari Nottingham Contemporary

16 July 2025 - 14:11

Julian Abraham ‘Togar’ bermain drum dalam sesi live bersama Brother Portrait. © Dok. oleh Tom Platinum Morley.
Deskripsi gambar: Julian Abraham ‘Togar’ bermain drum dalam sesi live bersama Brother Portrait. © Dok. oleh Tom Platinum Morley. ©

© Dok. oleh Tom Platinum Morley.

Nottingham Contemporary mempersembahkan pameran tunggal Julian Abraham ‘Togar’, REꓘONCILIATION, yang mengundang pengunjung untuk turut berkarya dan berpartisipasi.

Mendatangi pameran seni umumnya terasa statis dan kaku. Banyak aturan seperti pelarangan menyentuh karya, atau menjaga jarak darinya, yang membuat pengunjung kurang leluasa menikmati seni dengan ringan hati. Menjawab tantangan ini, Nottingham Contemporary menghadirkan pameran tunggal Julian Abraham ‘Togar’, REꓘONCILIATION, pada 25 Mei–8 September 2024, yang membuat pengalaman seni menjadi menyenangkan. 

Pameran ini berpusat pada proyek berkelanjutan Togar bernama OK Studio, sebuah paduan bunyi yang mengandung instrumen dan sesi jamming perkusi langsung, dan mengundang pengunjung untuk turut berkarya dengan mendengarkan dan berpartisipasi secara aktif. 

Karya seperti OK Studio menemukan tempat yang pas di Nottingham Contemporary. Sejak diresmikan pada 2009, galeri ini dikenal karena pameran yang inovatif dalam sebuah bangunan galeri yang ikonik dan terpuji. Nottingham Contemporary kerap mengadakan pameran seni internasional yang memantik diskusi penting tentang budaya dan masyarakat, dan seperti kerja samanya dengan Togar, mendukung seniman di berbagai tahap karir, mulai dari presentasi tunggal perdana di Inggris, hingga pameran survei tokoh-tokoh terkenal di taraf internasional. 

REꓘONCILIATION pun menjadi pameran perdana Julian Abraham ‘Togar’ di musim panas Inggris. Bagi yang belum mengetahuinya, Togar adalah seorang seniman multidisiplin Indonesia yang banyak menggunakan musik dan bentang bunyi dalam karyanya. Proyek berjalannya yang menjadi landasan bagi REꓘONCILIATION, OK Studio, menghadirkan ruang fisik untuk mencipta musik dan aktivasi, sekaligus ruang teoretis yang menguji ulang fungsi seni dan kaitannya dengan publik. 

Residensi sebagai Ruang Pertemuan dan Kolaborasi

Togar terlebih dahulu menjalani residensi selama sebulan di Nottingham untuk menjelajahi dan melibatkan diri dengan komunitas yang beragam, iklim kebudayaan, serta menemui sejumlah mitra Nottingham Contemporary, seperti Robin Hood Youth Orchestra (RHYO), yang 60 musisi mudanya berusia 15-19 tahun dan berasal dari berbagai sekolah di Nottingham untuk berlatih di ruang pertunjukan setiap Sabtu pagi. 

Para musisi muda ini juga berpartisipasi dalam dua sesi latihan dan tiga sesi jamming bersama Togar, yang kemudian dikembangkan untuk menciptakan karya baru bersama. Proses ini difilmkan dan menjadi komponen karya seni yang ditayangkan sebagai bagian dari pameran Togar.

Enam musisi muda pun tampil bersama Togar dalam peresmian pameran dan malam pembukaan, dan mereka terus kembali bersama kerabat-kerabatnya untuk terlibat dan mengaktivasi ruang pameran melalui improvisasi dengan instrumen sepanjang pameran berlangsung.

Pameran sebagai Ruang Bersama

Dalam pamerannya, Togar menciptakan lingkungan partisipatif yang berpusat pada paduan bunyi berisikan instrumen otomatis, synthesizer yang ditata ulang, keyboard, gendang laut, dan intervensi perkusi secara langsung dengan tujuan menawarkan kesempatan kepada pengunjungnya untuk berkolaborasi, bereksperimen, bereksplorasi, berimajinasi, dan berproduksi.

Ada pula sesi Feedback Loop sepanjang durasi pameran. Sesi ini membicarakan dan merepresentasikan sebuah sistem aksi dan reaksi, kesan akan waktu, serta metode pengetahuan yang generatif dan bersiklus. Beranjak dari upaya Togar dalam pameran ini, disertai pertanyaan mengenai “What kind of hosts are we?” (Tuan rumah seperti apakah kita?), Feedback Loop berupaya mendobrak hubungan biner dalam sebuah pameran dengan mengubah suasana pameran menjadi sebuah sirkuit bunyi dan pertukaran. 

Sesi ini mengundang banyak seniman termasuk pembacaan dub poetry bersama Brother Portrait, Mampir Session: Capoeira bersama The Godmother of Hip-Hop dan Mac Collins & Premier League Dominoes, hingga sesi dengar bersama Paul Stan Nataraj dan Masimba Hwati. Sesi ini mendapatkan respons yang positif. 

 

Julian Abraham ‘Togar’ bermain drum dalam sesi bersama musisi muda dari Robin Hood Youth Orchestra (RHYO). © Dok. oleh Lamar Francois.
Deskripsi gambar: Julian Abraham ‘Togar’ bermain drum dalam sesi bersama musisi muda dari Robin Hood Youth Orchestra (RHYO). © Dok. oleh Lamar Francois. ©

© Dok. oleh Lamar Francois.

Aktivitas keluarga dalam pameran tunggal Julian Abraham ‘Togar’, REꓘONCILIATION. © Dok. oleh Ismail Khokon.
Deskripsi gambar: Aktivitas keluarga dalam pameran tunggal Julian Abraham ‘Togar’, REꓘONCILIATION. © Dok. oleh Ismail Khokon. ©

© Dok. oleh Ismail Khokon.

Pertunjukan Waste Paper Opera di pameran tunggal Julian Abraham ‘Togar’, REꓘONCILIATION. © Dok. oleh Tom Platinum Morley.
Deskripsi gambar: Pertunjukan Waste Paper Opera di pameran tunggal Julian Abraham ‘Togar’, REꓘONCILIATION. © Dok. oleh Tom Platinum Morley. ©

© Dok. oleh Tom Platinum Morley.

Komunalitas melalui Seni

Setelah berkembang selama 15 minggu melalui partisipasi penonton, musisi muda, bahkan para staf galeri dan pengunjung lainnya, karya Togar telah menciptakan pertunjukan kolektif yang menghidupkan ruang dan menghapus kesan hierarki yang biasanya terjadi di ruang galeri seni.

Beberapa pengunjung beranggapan bahwa kegiatan ini “Mengejutkan. Pameran yang bersifat interaktif umumnya dapat mengintimidasi, tapi ternyata timnya sangat menyambut. Ada pula yang beranggapan bahwa acara ini “pengalaman yang luar biasa; ini seperti menjadi bagian dari sebuah komunitas dan mengalami budaya yang berbeda.”

Memaknai Ulang Peran Seni bagi Masyarakat

Pameran ini menjangkau lebih dari 57.000 pengunjung yang menurut Nottingham Contemporary menjadi musim pameran terpopuler keempatnya. Selama pameran, terdapat 18 acara program publik termasuk tur, diskusi, sesi jamming, yang menjangkau lebih dari 400 orang, serta 71 acara edukasi, seperti kunjungan sekolah, keluarga selama liburan sekolah, hingga tur komunitas yang menjangkau sekitar 3.400 individu. 

Kegiatan jamming sebagai bagian dari pameran pun ternyata meraih popularitas di mana banyak publik kembali mengunjungi pameran untuk meluangkan diri dan juga berpartisipasi. Hal ini berbeda dengan pameran-pameran yang konvensional. 

Bagi Togar, menampilkan praktiknya di Inggris untuk pertama kali di musim panas menjadi momen penting dalam karirnya, terutama dalam memperkenalkan praktiknya yang sedang berkembang pada komunitas dan wilayah yang berbeda. 

Sedangkan Nottingham Contemporary beranggapan bahwa live exhibition sebagaimana yang dipraktikkan Togar telah memarkahi momen penting di mana orientasi pengunjung menjadi penting dalam menciptakan karya bersama. Pameran ini menguji ulang cara mengaktivasi sebuah ruang galeri, serta mempertanyakan peran institusi bagi publik. 

Tak hanya oleh publik, dampak positif pun dirasakan oleh para staf galeri yang secara proaktif turut berpartisipasi bersama pengunjung untuk menjamin pameran Togar sebagai ruang untuk berkarya bersama, serta menghancurkan tembok antara penyelenggara dan pengunjung demi mempertanyakan ulang peran sebuah galeri, pada siapa galeri ditujukan, serta bagaimana caranya bersikap di suasana yang cair di tengah budaya galeri yang umumnya formal, hierarkis dan statis. 

Peluang Masa Depan bagi Galeri Seni

Mengevaluasi program ini, Nottingham Contemporary menyatakan bahwa “Kami menyimak hadirnya pengunjung yang gigih dan beragam untuk sebuah pameran interaktif, terutama kaum muda dan keluarga mereka. Hal yang menarik untuk melihat pemecahan batasan dan hierarki kelompok di ruang tersebut, di mana tujuan Togar terwujud di antara pengunjung dan staf galeri, serta orang asing di antara anggota masyarakat.”

Proyek ini menjadi contoh sekaligus membangun komitmen Nottingham Contemporary untuk bergiat secara kolaboratif di seluruh tim pemrograman serta untuk membuka ruang galeri untuk pelibatan yang lebih interaktif dan kepemilikan komunitas. 

Nottingham Contemporary juga berharap bahwa program seperti ini dapat terus berlanjut untuk senantiasa mengaktivasi galerinya serta memberikan peluang bagi pengunjung baru. Hal ini diprioritaskan di pameran musim panas 2025 yang berfokus pada karya-karya bunyi, yang sekaligus membangun rekam jejak pameran audio-visual yang solid.