Diskusi panel di Digital Summit. © British Council Indonesia
Bekerja sama dengan Jakarta Fashion Week, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Centre of Fashion Enterprise, British Council mengadakan Fashion & Digital Summit, seminar sehari penuh yang menyediakan akses bagi orang-orang yang berkecimpung di industri fesyen untuk mengerti strategi digital untuk mendukung bisnis mereka. Pada 21 Mei, para peserta bertemu dengan para ahli fesyen dan teknologi digital yang berbagi pengalaman dan strategi mereka tentang pentingnya digital untuk industry fesyen.
Seminar dimulai dengan kata sambutan dari President Director dan CEO Femina Group, Svida Alisjahbana dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif HE Mari Elka Pangestu. Wendy Malem dari CFE dan Director of Arts British Council Indonesia Evonne Mackenzie juga memberikan kata sambutan di seminar.
Toby Meadows, konsultan bisnis fesyen (TNM Consulting Ltd) dan penulis dari buku laris ‘How to Set up & Run a Fashion Label’ mendapatkan kesempatan pertama untuk mengungkapkan tentang hubungan kuat antara dunia mode dan teknologi digital.
Di sesi kedua, Managing Director Zalora Indonesia Magnus Grimeland membicarakan tentang bagaimana memaksimalkan platform E-commerce. Sesi berikutnya membawa CEO Acommerce Adrian Suherman untuk berbicara tentang permintaan logistik terkait penjualan online. Dia berbicara tentang mengatur distribusi produk ke pembeli yang melakukan pembelian online. Setelahnya, Ellyse Sinsilia dari XM Gravity Speaker berbicara tentang menransfer data ke pemahaman untuk menolong sebuah merek. Dia menyebutkan beberapa perangkat yang bisa berguna untuk mengatur kehadiran digital sebuah merek dan bagaimana menggunakannya untuk menjalin hubungan dengan khalayak merek tersebut.
Seminar tersebut turut menghadirkan Director of the Centre for Fashion Enterprise Wendy Malem untuk berbicara tentang Strategi Digital untuk Bisnis Mode Kecil. Sesi berikutnya adalah diskusi panel menarik dengan topik “Pentingnya (Media) Sosial dalam Memasarkan Bisnis Anda”. Pembicara dalam panel tersebut di antaranya adalah: Tito Haris dari Dian Pelangi, Carline Darjanto dari Cotton Ink, Diana Rikasari, Jo Elaine dari Bobobobo dan Diaz Parzada dari Jakarta Fashion Week. Pada sesi tersebut mereka membahas menggunakan layanan jejaring sosial untuk menolong kesadaran akan merek sekaligus meningkatkan penjualan.
Seminar tersebut juga mendiskusikan hubungan antara film dan fesyen. Lewat sesi “Film & Fesyen: Studi Kasus”, Evonne Mackenzie, Director of Arts British Council, Wendy Malem, dan Toton Januar dari generasi ke-dua IFF, serta Toby Meadows sebagai moderator, menjelaskan tentang cara baru untuk mengomunikasikan merek melalui film fesyen dan nilai pentingnya untuk industri.