Merayakan Hari Perempuan Internasional, British Council ingin mengangkat cerita-cerita perempuan yang memimpin dan memberdayakan komunitasnya, serta bagaimana mereka menghadapi hambatan dan tantangan selama berkarir di industri yang mereka tekuni. Untuk sosok Women in Music, kami berbincang dengan Ninda Felina, seorang DJ yang juga punya passion yang besar terhadap alam.
1.Apa yang menginspirasi Mbak Ninda untuk berkarya di bidang musik? Sepenting apakah peran-peran perempuan di sektor musik, termasuk berbagai bentuk profesi lainnya di industri musik?
Aku berangkat dari dunia modelling dan sudah berkecimpung menjadi model sejak usia 14 tahun. Seiring waktu berjalan, aku ingin menggali potensi lain yang aku miliki. Ternyata, aku punya passion di musik. Akupun menggali lebih dalam tentang electronic music, hingga akhirnya, di tahun 2008, aku memutuskan untuk terjun menjadi DJ.
Menurutku, jumlah musisi perempuan semakin banyak di dunia, dan itu mesti diapresiasi. Akan tetapi, publik masih suka membedakan antara musisi perempuan dan musisi laki-laki. Karena musik itu adalah kendaraan untuk membuka wawasan, seharusnya disamaratakan saja, tidak perlu dikotak-kotakkan antara perempuan dan laki-laki. Kita harus mulai dari diri kita dan lingkungan pergaulan kita sehingga lama-kelamaan musik itu dipandang sebagai musik saja, tidak peduli gender. Selain itu, publik juga seringkali mengidentikkan perempuan dengan penampilan dan citra padahal perempuan juga bisa berkarya dengan gagasan mereka juga.
2. Mbak Ninda, boleh cerita sedikit tentang project yang Mbak Ninda sedang lakukan dengan British Council?
Aku diajak oleh Hilang Child dan Nada Pribumi untuk berkolaborasi di bawah naungan Connections through Culture di mana kita ingin membuat musik dari suara-suara alam. Karena aku dan Nada Pribumi berasal dari Indonesia dan Hilang Child dari Inggris, kami akan menggabungkan suara-suara alam dari dua negara tersebut. Kami akan rilis di bulan Juni.
3. Menurut Mba Ninda, hal-hal apa yang bisa kita lakukan untuk membuka lebih banyak lagi peluang kesetaraan bagi perempuan baik dalam industri musik, khususnya profesi DJ?
Kalau menurut aku, kita harus mulai memberikan kesempatan yang sama. Sebagai perempuan, kita harus mendobrak pandangan bahwa kita hanya bisa menampilkan citra dan sisi feminin. Kita harus menunjukkan bahwa kita juga bisa berkarya dengan baik. Bagiku, butuh kerjasama antara perempuan dan laki-laki untuk menghilangkan pandangan bahwa gender itu ditekankan di dunia musik padahal sebenarnya tidak perlu. Kalau sudah ada kerja sama yang baik, kita pasti akan menganggap bahwa posisi perempuan dan laki-laki itu sama, tidak ada lagi yang punya pandangan-pandangan yang membedakan.
4. Sebagai DJ, Mba Ninda saat ini berkarya di sektor yang pada umumnya didominasi oleh laki-laki. Apa saja tantangan-tantangan yang Mba Ninda hadapi dalam berkarya dan mengembangkan karir?
Tidak bisa dipungkiri bahwa profesi DJ masih didominasi oleh laki-laki. Negara kita, Indonesia, juga menurutku masih sangat patriarki. Akan tetapi, lambat laun ketika akhirnya aku diberikan kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki ini, aku berani menunjukkan bahwa I can do it dan meyakinkan publik bahwa aku juga bisa memberikan karya yang nilainya sama dengan laki-laki. Pelan-pelan, aku sudah mulai tidak peduli dengan omongan tentang perbedaan gender. Tantangan aku sampai detik ini adalah menciptakan sebuah vibe dan mentransfer energi positif yang bisa diterima dengan baik ke audiens. Menurut aku, itu tidak gampang karena ketika aku nge-DJ dan berhadapan dengan banyak orang, dengan banyak karakter, aku harus pandai membaca situasi crowd saat itu sehingga aku bisa memainkan musik-musik yang dapat diterima dengan baik. Tantangan itulah yang membuat aku, sampai detik ini, suka menjadi seorang DJ.
5. Ambisi dan cita-cita Mbak Ninda kedepannya?
Kedepannya, aku dari dulu ingin sekali membuat music festival yang mempunyai landasan eco-friendly. Ini sebenarnya sudah direalisasikan oleh salah satu festival musik di tanah air yang selalu diselenggarakan tiap akhir tahun, yaitu DWP/Djakarta Warehouse Project. Aku ingin sekali ada festival musik yang tidak hanya untuk orang dewasa saja, tetapi juga untuk anak-anak (kid-friendly) dan hewan peliharaan (dog-friendly). Nah, selain itu, cita-citaku, ya semua DJ pasti ingin main di panggung dunia dan dikenal lebih baik lagi. Aku juga ingin sekali berkarya dengan suara-suara alam liat, seperti suara paus atau bunyi-bunyian hewan-hewan di laut.
6. Boleh cerita sedikit tentang gaya musik Mbak Ninda dan tentang menggabungkan suara alam dengan musik?
Aku itu mulai terlibat dengan “Ninda Felina” sebagai DJ dan berhubungan dengan alam ketika aku bergabung dengan salah satu organisasi kampanye lingkungan internasional. Aku sendiri mengusung genre house to techno dalam bemain musik DJ. Berangkat dari situ, aku menggunakan keahlian aku untuk merekam suara hutan di Papua pada tahun 2017, kemudian aku bergabung dengan suatu project berjudul ‘Save Our Sound’. Dari situ, aku mulai ada ketertarikan dan menyadari bahwa masih banyak yang bisa dieksplor dari suara-suara alam.
Sekarang, yang aku pelajari adalah ini bisa menjadi salah satu cara bagi orang-orang di perkotaan untuk lebih mengenal alam. Dari situ, aku jadi punya ambisi atau keinginan untuk merekam suara-suara alam lainnya, tidak hanya di hutan karena kehidupan di bawah laut juga menarik. Alangkah baiknya kalau aku juga bisa mengajak masyarakat lebih mengenal alam yang kita miliki saat ini melalui musik. Bagiku, itu adalah salah satu cara yang efisien.
7. Pesan apa yang ingin Mba Ninda sampaikan kepada anak-anak muda (perempuan) yang ingin mengejar mimpi di bidang musik?
Jangan pernah melakukan sesuatu itu karena musiman atau karena lagi happening. Kita harus melakukan suatu hal dengan passion. Karena ketika kita melakukannya dengan passion, pasti kita akan cari tahu tentang bidang itu, mulai dari A sampai Z. Kita akan suka menggali lebih dalam lagi. Karena kita suka, kita akan konsisten, dan konsistensi itu adalah kunci kesuksesan. Selain itu, jangan pernah berhenti berekplorasi. Terakhir, you have to work harder than anyone else, and you want to work harder than anyone else.