By Tim UK/Indonesia 2016-18

22 November 2018 - 18:52

Saya sangat senang mengetahui bahwa sastra Indonesia akan meraih para pembaca yang berbahasa Inggris dan muncul diskusi antara kedua budaya ini.’ Norman Erikson Pasaribu – suara baru dalam puisi, fiksi dan non fiksi Indonesia.

Dua belas penulis Indonesia akan berangkat ke London untuk mewakili sastra Indonesia di London Book Fair pada bulan Maret 2019.

Kami bertolak ke Ubud Writers and Readers Festival untuk bertemu dengan beberapa penulis ini, sekaligus berbincang dengan penulis asal Inggris Will Buckingham yang berada di Indonesia sebagai bagian dari UK/ID Festival 2018.

Ada banyak sekali hal dan cerita menarik yang Indonesia tawarkan untuk Inggris. London Book Fair 2019 akan menjadi awal bagi semua itu.’ Dewi Lestari adalah novelis, penulis lagu dan cerpen populer. Dikenal karena serial Supernova yang memiliki enam jilid, yang sukses diadaptasikan sebagai film.
Saya tidak ingin diposisikan sebagai penulis perjalanan. Tujuan saya melakukan perjalanan adalah melihat refleksi diri sendiri, dan saya menemukan itu di antara orang-orang yang saya temui dan pengalaman-pengalaman yang saya alami.’ Memoar perjalanan Agustinus Wibowo, Titik Nol: Makna Sebuah Perjalan, akan segera diadaptasikan sebagai film.
Penting sekali bagi kami untuk berangkat ke London Book Fair dan merepresentasikan sastra Indonesia yang masih belum dikenal luas di skena internasional.’ Leila S. Chudori adalah novelis dan jurnalis yang telah memenangkan banyak penghargaan. Novel larisnya, Pulang, sudah diterjemahkan ke enam bahasa. 
Sudah 23 tahun lewat sejak terakhir kali saya ke Indonesia, jadi sekarang saya ada di sini untuk berbicara tentang buku yang saya tulis berdasarkan kunjungan saya sebelumnya.’ Penulis asal Inggris Will Buckingham berada di Indonesia sebagai bagian dari UK/ID Festival 2018 – Breaking Boundaries dan berpartisipasi dalam serangkaian temu wicara bersama Agustinus Wibowo.
Kami juga bertemu dengan Tiffany Tsao yang telah menerjemahkan beberapa karya para penulis yang dipilih untuk London Book Fair 2019: ‘Penerjemahan adalah latihan sublimasi diri menggunakan kata-kata orang lain, dan bagi saya ini adalah sudut pandang yang sangat penting sebagai penulis.

Program budaya London Book Fair dipersembahkan British Council dan Komite Organisasi Nasional Indonesia. Perhelatan ini akan merayakan sastra kontemporer Indonesia terbaik, termasuk acara temu penulis yang akan mendiskusikan karya-karya kedua belas penulis asal Indonesia ini di hadapan khayalak internasional. London Book Fair akan diadakan pada 12-14 Maret 2019.