By Shakia Stewart, Manajer Konten Digital, British Council

25 November 2016 - 21:11

8-bit mixtape synths

Robot Kardus

Guru seni dan seniman yang sering menggunakan medium kertas dalam karyanya, Kiswinar, mengadakan acara Pojok Kardus – sebuah lokakarya untuk berkreasi menggunakan kardus bekas – di Digital Design Weekend. Pojok Kardus mengundang anak-anak untuk membuat sendiri robot dari kardus. 

“Lokakarya ini usaha saya untuk berbagi pengalaman dan kemampuan saya untuk mengubah kardus bekas menjadi sesuatu yang terlihat unik. Hasilnya bisa saja dijadikan karya seni ataupun cuma sekedar penghias ruangan. Tapi, intinya, saya juga ingin berbagi semangat untuk mengolah barang bekas menjadi sesuatu yang bisa digunakan agar mengurangi sampah yang sudah terlalu banyak. 

Sebenarnya agak lucu juga melihat lokakarya menggunakan kardus di Digital Design Weekend, tapi saya juga pakai lampu-lampu LED… jadi anak-anak bisa belajar membuat sirkuit listriknya sendiri dan LED-nya ini bisa digunakan sebagai mata dari robotnya.”

Synthesiser 8-bit

Di booth Lifepatch, pengunjung diundang untuk melihat dan belajar mengenai teknologi interaktif, elektronik DIY, dan juga karya kolaboratif 8-bit mixtape. 

Andreas Siagian (Ucok) dari Lifepatch turut serta di Digital Design Weekend yang diadakan di V&A di London September kemarin – kami berbincang tentangnya mengenai modifikasi acara ini di Jakarta. “Pertama, lokasinya sendiri sudah sangat berbeda. Pengunjung di London adalah tipe-tipe yang sudah sering pergi ke museum-museum, sementara di Jakarta pengunjungnya sangat beragam. Orang-orang yang datang ke Kota Tua kebanyakan memang keluarga yang ingin jalan-jalan akhir pekan, jadi sangat beragamlah pengunjungnya. 

Kedua, jarak antara eksplorasi teknologi yang dilakukan di Inggris dan Indonesia yang cukup jauh juga sangat berpengaruh. Saya sudah cukup lama berkarya menggunakan seni dan teknologi tapi ada jarak di antara dua hal ini. Di Indonesia, masyarakat berpikir bahwa teknologi adalah sesuatu yang sangat maju, jadi membuat mereka datang ke booth kami dan bertanya tentang proyek ini adalah sesuatu yang cukup sulit – sementara itu di London, saya bisa ditanya setiap lima menit sekali!”

Pengunjung diajak untuk memaikan synthesiser 8-bit mixtape, dan juga membuat synthesiser mereka sendiri.
Pengunjung diajak untuk memaikan synthesiser 8-bit mixtape, dan juga membuat synthesiser mereka sendiri.
Anak-anak peserta lokakarya Pojok Kardus
"Saya ingin berbagi semangat untuk mengolah barang bekas menjadi sesuatu yang bisa digunakan agar mengurangi sampah yang sudah terlalu banyak." - Kiswinar
Robot kardus
Di lokakarya Pojok Kardus bersama Kiswinar, anak-anak belajar cara membuat sirkuit listrik sendiri dan menggunakan lampu LED untuk menjadi mata dari robot.
Belajar mereparasi barang di Warung Reparasi the Restart Project
James, Relawan dari The Restart Project sedang melihat pemutar musik model lama dan mencari cara untuk memperbaikinya.

Warung Reparasi oleh The Restart Project

Kami berbincang dengan James, salah satu relawan dari Warung Reparasi yang diadakan oleh The Restart Project di Digital Design Weekend.

“Segala hal dengan baterai dan steker listrik, kami pasti akan coba lihat dan perbaiki. Idenya sebenarnya adalah bekerja bersama orang-orang yang datang untuk memperbaiki barangnya, bukan cuma kami memperbaiki barang mereka sendiri.

Kami ada vacuum cleaner dan penanak nasi dari restoran sebelah, mereka dengar kalau kami akan memperbaiki barang-barang elektronik jadi mereka bawa barang-barang elektronik mereka yang rusak. Kami juga ada suplai tenaga listrik untuk alat VR, ada blender, dan juga smartphone

Strategi kami untuk Warung Reparasi adalah membangun wadah yang bisa menunjukkan ke masyarakat bahwa ada banyak kebutuhan untuk memperbaiki barang yang rusak dan bukannya menggantinya dengan barang baru yang menyebabkan tradisi konsumsi berlebih. Dari strategi ini kami berharap bisa mempengaruhi pihak-pihak yang berkepentingan agar memproduksi barang yang jauh lebih tahan lama, mudah diperbaiki, dan mudah didaur ulang. Pastinya jalan kami masih panjang, tapi kami perlahan-lahan berjalan ke sana. 

Berkolaborasi dengan Makedonia, ada banyak tumpang tindih yang terjadi karena komunitas maker ini suka menggunakan barang-barang elektronik lama dan membuatnya jadi sesuatu yang baru. Mereka mungkin mengambali motor penggerak dari belnder dan menggunakannya untuk hal lain. Saya lihat dari anak-anak muda yang ada di Indonesia, mereka punya kreativitas, inspirasi, dan kemampuan yang sangat potensial untuk jangka panjang. Saya benar-benar terkesan dengan apa yang saya lihat di Indonesia.“

Cerita lain dari Digital Design Weekend