By Tim UK/Indonesia 2016-18

27 November 2018 - 15:21

Jika pujangga ternama Shakespeare mengibaratkan musik seperti makanan, maka tak berlebihan rasanya mengatakan bahwa Chris Massey seakan tak pernah terpuaskan. Di tahun kedua keterlibatannya di UK/ID Festival, musisi asal Manchester ini melanjutkan kolaborasinya dengan duo elektronik asal Indonesia, Kimokal. “Keterlibatan saya di UK/ID Festival tahun ini rasanya seperti perkembangan yang alami dari kolaborasi saya dengan Kimokal, yang mengunjungi Manchester beberapa waktu lalu untuk membuat beberapa lagu dengan saya,” ujarnya, setelah penampilannya di Hotel Monopoli Jakarta untuk The Other Festival. Setelah puas dengan hasil kolaborasinya dengan Kimokal tahun lalu, mereka pun memutuskan untuk melanjutkan bekerja sama di luar rencana awal. “Awalnya kami tidak yakin ingin melakukan apa lagi. Kami membuat beberapa remix terlebih dahulu, sebelum membuat beberapa lagu baru bersama. Prosesnya berjalan sangat menarik dan baik,” lanjut Massey.

Menurutnya, kunci kesuksesan kolaborasi mereka adalah kualitas Kimokal yang tak perlu diragukan sekaligus kesamaan visi kedua musisi ini tentang membuat musik. “Biasanya kalau saya berkolaborasi dengan musisi lain, saya yang lebih berpengalaman. Namun bersama Kimokal kami semua saling memberikan warna baru untuk karya-karya kami,” jelasnya. Selama Kimokal di Manchester mereka menyibukkan diri dengan membuat lagu-lagu yang awalnya tidak direncanakan. “Rasanya spesial bekerja sama dengan musisi-musisi yang berbakat dan mengesankan, serta menjalin pertemanan dengan mereka,” tambah Massey, sekaligus mengutarakan keinginannya untuk berkolaborasi dengan musisi-musisi lain dari Indonesia.

Kesenangannya bermusik dengan Kimokal pun terlihat jelas saat mereka tampil bersama di The Other Festival, menghentak lantai dansa sekaligus meleburkan musik mereka. Meskipun mengakui bahwa dia melihat ada banyak kesamaan antara musik dance di Inggris dan Indonesia, Massey berpendapat bahwa unsur musik tradisional Indonesia yang kerap dimasukkan dalam karya-karya Kimokal memberikannya keunikan tersendiri. “Inilah yang saya cari saat bekerja sama dengan musisi-musisi lain, memasukkan pengaruh musik baru dan melihat apa yang muncul dari sana,” simpulnya.

Kolaborasi Massey dengan Kimokal pun akan terus berlanjut selepas UK/ID Festival. “Di samping menuntaskan lagu-lagu hasil kolaborasi kami dan merencanakan beberapa rilisan baru untuk label saya, Sprechen, kami sedang berupaya menemukan label musik untuk Kimokal di Inggris,” bebernya, seraya menambahkan bahwa dia sengaja tidak merekrut Kimokal di bawah naungan Sprechen karena percaya bahwa mereka membutuhkan label yang lebih besar agar bisa mencapai eksposur yang lebih besar di skena dance di Inggris.

Saat ditanya apa saja yang sudah dipelajarinya dari pengalaman berpartisipasi di UK/ID Festival, Massey mengakui bahwa tema Breaking Boundaries tahun ini mendeskripsikan pikirannya secara akurat. “Terkadang kita ragu melakukan sesuatu yang baru atau pergi ke tempat yang jauh, atau kita jadi merasa mawas diri akan hal tersebut, takut akan orang lain atau pendapat mereka. Namun saya belajar bahwa perasaan seperti itu tidaklah perlu, karena pada akhirnya yang paling penting adalah bertemu dan bekerja sama dengan mereka yang berpikiran sama dengan kita.”