Hana Madness berbagi tentang projek terbarunya untuk #Madlove TakeOver di St. Helens, UK -- sebagai keberlanjutan dari advokasinya tentang kesadaran akan kesehatan jiwa melalui seni.
DITULIS OLEH HANA MADNESS
Apakah masih ingat dengan projek kolaborasi saya dengan CGL (Change, Grow, Live), tempat untuk membantu para pasien dengan ketergantungan pada narkoba dan alkohol, pada Agustus 2019 lalu? Di sana, kami bersama-sama menulis hal-hal positif tentang proses rehabilitas mereka pada karakter-karakter (monster) saya, yang kemudian ditampilkan di sebuah festival bernama #Madlove TakeOver di St. Helens, yang merupakan kota dengan angka bunuh diri tertinggi di Inggris.
Kembali pada kunjungan ke-4 saya di Inggris, saya melakukan projek kolaborasi pada 22 November 2019 pada etalase salon sebagai bagian dari Walthamstow Festival London dalam rangka mempromosikan TakeOver festival di St. Helens. Bersama-sama, kami menulis pesan-pesan pada karakter monster-monster dan men-displaynya di jendela salon dalam rangka menyuarakan tentang isu-isu kesehatan jiwa.
Di sana, saya juga meminta beberapa pengunjung salon untuk menulis sesuatu pada postcard, untuk diberikan ke teman-teman di CGL. Jadi pada dasarnya, ini adalah acara bertukar pesan dengan teman-teman di CGL.
Pada hari berikutnya, 23 November 2019, saya diinterview untuk podcast sebagai bagian dari Touretteshero's Knowlegde Exchange bersama Felix Pickett sebagai tuan rumah, dan tiga orang seniman Inggris dan aktivis, yaitu Ruth Ojadi, Emily Reynolds, dan Hamja Ahsan. Pada wawancara ini, kami saling berbagi pengalaman yang berkaitan dengan seni dan aktivisme pada bidang disabilitas.
Setelah menghabiskan 2 hari di London, saya berangkat ke St. Helens untuk menghadiri TakeOver festival di mana saya memamerkan karya lukisan-lukisan saya bersama dengan karya-karya dari projek kolaborasi dengan CGL. Saya juga mengadakan workshop pada 27 November 2019 dan melibatkan semua pengunjung Madlove Space untuk membuat karakter monster masing-masing...
Madlove Takeover Festival bertujuan untuk menciptakan ruang yang aman dan memberi keberanian kepada orang-orang dengan isu kesehatan jiwa untuk mengobrol, bertemu, bersantai, dan menikmati setiap rangkaian acara seperti penayangan film, lokakarya, dan bincang-bincang tentang bagaimana kita bisa bersama-sama menciptakan cara terbaik untuk memperbaiki perawatan kesehatan mental di St. Helens melalui seni. Saya percaya bahwa partisipasi saya di festival ini dapat meningkatkan hubungan yang baik antara Inggris dan Indonesia di sektor seni. Kesempatan ini membukakan jalan bagi saya untuk bertemu dengan banyak seniman/praktisi luar biasa yang berpotensi untuk berkolaborasi bersama ke depannya.
Dari perjalanan ini, saya juga belajar banyak untuk menjadi lebih profesional sebagai seniman, tanpa melupakan pentingnya bekerja sebagai kolektif, pentingnya kebersamaan dan saling mengerti, tidak hanya tentang diri saya tetapi juga orang lain. Bagaimana kita sebagai figur yang memiliki kemampuan, dapat memberdayakan orang lain untuk berdiri bersama dan saling mendengar tentang apa yang kita sama-sama perlukan untuk memperoleh hak-hak kita. Dan seni telah terbukti sebagai salah satu dari cara terbaik untuk mencapainya.
Saya juga menyadari bahwa hal-hal yang membawa saya ke sini adalah bagaimana aktivisme saya sebagai seniman Indonesia berasal dari pengalaman pribadi saya sebagai penyandang disabilitas mental yang kemudian menginspirasi saya untuk menciptakan karya seni. Dan saya memutuskan untuk terus melakukannya sampai orang-orang paham. Memang perlu waktu yang lama, tetapi saya percaya bahwa tidak ada hal yang sia-sia.
#Madlove #TakeOverSthelens was successfully produced & curated by Our Heart of Glass, the vacuum cleaner & Mary Osborn (Artsadmin) and supported by The British Council of Indonesia. #samabisabisasama