Mengawali karir sebagai copywriter, jurnalis, dan penerbit, Reda Gaudiamo berbincang dengan kami tentang kunjungan terakhirnya ke Inggris dan tentang London Book Fair yang akan datang.
Nama saya Reda Gaudiamo dan saya adalah penulis/penyanyi. Awal mula saya menulis agak terlambat, sepertinya. Saya pernah bekerja sebagai jurnalis untuk majalah remaja Indonesia dan seiring berjalannya waktu dan terdorong rasa penasaran, saya mulai menulis cerita pendek. Saya cukup lama berkutat dengan cerita pendek, sebelum akhirnya memutuskan untuk membuat semacam personal jurnal masa kecil dan mengunggahnya di laman Facebook saya. Banyak orang memintanya untuk diterbitkan menjadi buku, dan saya mulai mengerjakannya. Suatu hari teman saya menemukan buku tersebut di sebuah kafe dan sangat menyukainya hingga memutuskan untuk menjualnya di toko buku Post miliknya di Pasar Santa. Kemudian buku ini menjadi semakin populer, dan mereka memutuskan untuk mencetak ulang dan menjualnya di sebuah book fair. Izin terbit dalam bahasa Inggris berhasil dipegang oleh the Emma Press, tahun ini.
Anda baru saja pulang dari residensi di Inggris. Boleh ceritakan kepada kami apa saja yang dilakukan di sana?
Sebenarnya saya memilih London karena saya percaya bahwa kota ini akan memberi banyak inspirasi dan ide untuk bagian ketiga buku saya. Sebagian waktu saya habiskan di perpustakaan dan museum. Hal yang paling menyenangkan bagi saya adalah ketika berkutat sendiri bersama ide-ide. Saya sangat bersemangat untuk mengolah ide-ide yang saya dapatkan, sekembalinya ke rumah.
Saya sangat terinspirasi ketika bertemu dengan editor Kate Wakeling. Kami menghabiskan banyak waktu berdiskusi tentang buku dan puisi anak-anak - sisi literatur baru yang belum ada di Indonesia. Terkadang saya merasa puisi bisa sangat mengintimidasi, untuk itu, dengan menyanyikannya, dapat membantu mendalami makna puisi.
Melihat bagaimana anak-anak menyerap dan membangun ketertarikan pada puisi dari usia dini. Mengapa kita belum mempraktikan ini di Indonesia? Mengenalkan puisi kepada anak-anak sejak dini benar-benar merubah sudut pandang saya. Saya menjadi ingin melihat dunia sastra, perpustakaan, dan toko buku anak-anak di Inggris dan mencari tahu lebih banyak tentang ini.
Tentang menulis dan bernyanyi...
Di tahap pertama karir saya, kebanyakan saya bernyanyi dengan pasangan saya. Kami mencipta musik dan lirik dari puisi yang ditulis oleh penyair Indonesia. Ketika pasangan saya meninggal dunia bulan Juni lalu, saya tidak punya pilihan lain selain terus maju. Inilah fase di mana saya mulai menjalankan keduanya - mencipta musik dan juga menulis lirik, yang ternyata sangat sulit! Rasanya lebih mudah menulis cerpen!
Dalam menulis cerpen, anda cukup menulis apapun yang muncul di hati dan pikiran, tulis saja dan tuangkan, tidak perlu terlalu pusing, cukup ada seseorang dengan cerita, seseorang yang dalam masalah, atau jatuh cinta, atau apapun... tidak perlu terlalu memusingkan format. Lain dengan lagu - jumlah suku kata saja mesti dihitung.
Anda telah terpilih sebagai satu dari 12 orang penulis Indonesia untuk the London Book Fair. Bagaimana perasaan anda?
Sangat senang! Saya sangat menantikannya.