Program hibah Terhubung Oleh Kebudayaan (Connections Through Culture) dirancang untuk membangun dan mengembangkan kerja sama budaya baru antara Asia Timur dan Inggris Raya. Program ini berperan penting dalam mendorong lahirnya gagasan baru dan kolaborasi yang melibatkan seniman dan organisasi budaya pada setiap tahap pengembangan. 
 
Dalam putaran program Terhubung Oleh Kebudayaan (Connections Through Culture) kali ini, pemberian hibah difokuskan pada dua area berbeda: keberagaman dan inklusi, dan upaya penanganan perubahan iklim. Berbagai upaya kolaboratif lintas batas dan disiplin seni akan mendorong lahirnya pemikiran dan gagasan baru untuk mengatasi tantangan terkait perubahan iklim. 
 
Pemberian hibah ditujukan untuk mendorong terbentuknya hubungan, pertukaran, dan kolaborasi baru. Diharapkan, hubungan dan kolaborasi jangka panjang akan terbentuk antara seniman, profesional di bidang kebudayaan, pelaku industri kreatif serta organisasi seni dan budaya, pusat kebudayaan, jaringan, dan kolektif.  

Penerima Hibah Indonesia Tahun 2023

Sheona Smith

Stanislaus Yangni

Penulis Lepas

Stanislaus Yangni, biasa dipanggil Sius, tinggal dan bekerja di Yogyakarta sebagai penulis freelance. Ia pernah mengenyam pendidikan di fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta, STF Driyarkara Jakarta, dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Bidang yang ditekuni selama ini seni rupa, estetika dan filsafat. Selain menulis, ia juga memotret, dan melakukan pekerjaan desain grafis. 

Suryandaru

Advokat Disabilitas, Pertuni Jawa Tengah

Suryandaru telah berpengalaman selama lebih dari 20 tahun di bidang pemberdayaan penyandang disabilitas sensorik netra, melalui aktivitas di dalam organisasi Pertuni Daerah Jawa Tengah.  Ia telah melakukan advokasi kepada perguruan tinggi swasta sehingga terbuka kesempatan disabilitas netra berkuliah secara gratis di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), meningkatkan kualitas tunanetra  dan membangun kerja sama dengan organisasi disabilitas di luar Pertuni.

 

Suryani Liauw

Suryani Liauw

Programme Coordinator , Good Pitch² Southeast Asia

Suryani Liauw mulai berkecimpung di Industri Film Indonesia sejak tahun 2003. Selama lebih dari 12 tahun, Ia telah memperoleh pengalaman dan membangun jaringan dengan sejumlah kegiatan film. Termasuk di antaranya pengelolaan lokakarya, festival, sampai produksi film, baik dengan para pembuat film lokal maupun asing. Suryani senantiasa mencari cara untuk terus dapat mendukung para pegiat film Indonesia, salah satunya adalah dengan mengelola program Good Pitch² Southeast Asia di In-Docs.

Tatevik Sargsyan

Anamot Press

Tim Spooner

Tim Spooner

Tim Spooner adalah seorang seniman yang berkarya dalam lukisan dan pertunjukan Live. Sejak tahun 2010 dia telah membuat dan mempertunjukan boneka- bonekanya dan instalasi yang begerak yang terbuat dari komposisi benda hidup dan benda mati, suara dan tenaga listrik.

 

Tim UK/Indonesia 2016-18

Tommy Hari Firmanda

Advokat, Konselor, Peneliti, PSLD UB, AIDRAN

Tommy adalah seorang penyandang tunanetra low vision yang bekerja sebagai konselor dan Disability Advisor di Pusat Studi dan Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (PSLD UB), Malang. Ia juga merupakan advokat dan peneliti di Australia-Indonesia Disability and Advocacy Network (AIDRAN). Dengan background pendidikan dalam bidang psikologi dan pendidikan khusus, Tommy memiliki minat dalam pendidikan inklusi dan dukungan pembelajaran bagi siswa dengan kebutuhan khusus, terutama bagi tunanetra.

Tracey

Triyo Handoko

Penulis, Remotivi

Triyo adalah penulis asal Solo yang saat ini bekerja untuk Remotivi. Ia meminati kajian media dan budaya dan pernah mengikuti "Masterclass Jurnalisme Seni Rupa" dari DKJ dan "Sekolah Penelitian dan Penulisan Seni Rupa" dari Galeri Lorong.